
SumberNusantara, PENAJAM – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar Kenali dan Peduli Lingkungan Sekitar (Kenduri) di Desa Giripurwa, Kecamatan Penajam, Kabupaten PPU.
Dalam kegiatan tersebut mengangkat tema yakni Kenduri Untuk Mewujudkan Desa Siaga Dengan Resiliense, kegiatan itu juga bertujuan untuk dapat menangkal atau mengantisipasi pencegahan radikalisme dan terorisme.
Usai giat tersebut, Ketua FKPT Kaltim Ahmad Jubaidi mengatakan bahwa kegiatan ini rutin dilaksanakan sebagai upaya menekan radikalisme dan terorisme.
“Kali ini, Desa Giripurwa terpilih menjadi lokasi untuk dilaksanakannya kegiatan Kenduri ini,” ucapnya.

Ia juga mengatakan bahwa dilaksanakannya kegiatan Kenduri ini tidak serta merta langsung menunjuk lokasi Desa Giripurwa. Melainkan, melalui pertimbangan dan melihat potensi-potensi radikalisme.
“Jadi Desa Giripurwa adalah lokasi ramai penduduk. Disini (Giripurwa) juga sebagai lintasan Kaltim dan Kalsel dan daerah lainnya. Jadi kita paham dan itu ada data-datanya,” ujarnya.
Selain itu, Ia juga mengatakan bahwa dalam kegiatan tersebut melibatkan TNI/Polri dan mengundang masyarakat sekitar.
Ia juga sedikit memaparkan dalam giat itu juga narasumber memberikan materi terkait dengan bahaya radikalisme dan pencegahannya. Karena memang, paham radikalisme untuk masyarakat umum sangat berbahaya jika tidak diberikan pemahaman.
“Ada diskusi, ada dialog, mengenali desa dari ancaman-ancaman radikal dan terorisme. Nah kalau kami ini menjalankan program yang sifatnya itu, berbasis pencehagan kepada warga desa dengan melibatkan apparat desa, babinsa, bhabinkamtibmas sebagai ujung tombak memberikan paham-paham redakalisme yang mengarah ke terorisme yang ada di PPU,” ujarnya.
Ia menambahkan dengan adanya Kenduri ini masyarakat tidak mudah terpengaruh terhadap apaun yang berkaitan dengan paham radikalisme.
“Kami harap kegiatan ini dapat memberikan pemahaman serta pencegahan kepada masyarakat bahwasannya paham radikalisme sangat berbahaya dan dapat memecah belah NKRI atau Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pungkasnya. (*)