
SumberNusantara, PENAJAM – Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Mudyat Noor menggelar audiensi sekaligus silaturahmi dengan Sultan Paser Aji Muhammad Jarnawi yang bergelar Sri Paduka Yang Mulia Sultan Alamsyah III, di kediaman Kesultanan wilayah Kesultanan Paser, Tana Grogot, Kabupaten Paser, Minggu malam, (18/05/2025),
Kehadiran Bupati PPU, Mudyat Noor disambut hangat keluarga besar Kesultanan Paser dan Lembaga Adat Paser (LAP) dengan prosesi adat tepung tawar sebagai bentuk penghormatan terhadap tamu kehormatan. Kegiatan ini juga dihadiri oleh tokoh adat, pengurus LAP, serta masyarakat adat setempat.
Dalam sambutannya Bupati PPU, Mudyat Noor menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya karena dapat bersilaturahmi langsung dengan Kesultanan Paser. Ia juga menekankan pentingnya pelestarian adat dan budaya sebagai bagian dari identitas kewilayahan.
“Kita harus menjaga kearifan lokal dan tidak melupakan sejarah, karena itu bagian dari jati diri daerah dan warisan untuk anak cucu kita,” ujar Bupat PPU.
Mudyat Noor juga mengungkapkan komitmen Pemerintah Kabupaten PPU untuk bersinergi dengan Kesultanan Paser dalam pengembangan budaya, termasuk rencana kegiatan rutin tahunan berbasis adat.
“Kita akan susun bersama kegiatan budaya agar bisa menjadi agenda resmi daerah, sebagai upaya mempertahankan hasanah kebudayaan kita,” tambahnya.
Sementara itu dalam momen ini Sultan Paser, Yang Mulia Aji Muhammad Jarnawi, menyambut baik inisiatif Bupati PPU dan menyampaikan apresiasi atas kedatangannya di Paser.
“Beliau (Mudyat Noor) bukan hanya seorang pejabat, tetapi pemimpin yang menjunjung tinggi adat dan budaya. Ini adalah bentuk dukungan besar bagi peradaban Paser,” ucap Sultan dalam sambutannya.
Sementara itu Sekretaris Umum DPP LAP Kabupaten Paser, Aji Sabri, juga menyatakan harapannya agar sinergi antara pemerintah dan lembaga adat dapat terus terjalin untuk menjaga ketenteraman dan keutuhan budaya di wilayah Paser dan PPU.
” Melalui silaturahmi ini diharapkan terjalin hubungan yang lebih erat antara Pemerintah Kabupaten PPU dengan Kesultanan dan LAP, demi menjaga warisan budaya, memperkuat identitas daerah, dan menciptakan suasana yang kondusif bagi pembangunan berkelanjutan,” tutupnya. (Adv)