
SumberNusantara, PENAJAM – Sebanyak 779,6 hektare lahan pertanian di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tercatat tidak lagi produktif. Data tersebut diungkap Dinas Pertanian (Distan) PPU dan menjadi upaya menjaga ketahanan pangan daerah.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Distan PPU, Gunawan, menyebut lahan tidak produktif itu tersebar di empat kecamatan. Padahal sebelumnya lahan tersebut sempat aktif dan menghasilkan, namun kini ditinggalkan petani karena berbagai alasan.
“Dari total 7.508 hektare Luas Baku Sawah (LBS), hanya 6.729 hektare yang ditanami dan dipanen. Sisanya, sekitar 779,6 hektare tidak digarap sama sekali,” ujar Gunawan, Minggu (25/5/2025).
Ia menyebut kerugian berulang, gagal panen, hingga minimnya akses infrastruktur pertanian seperti jalan usaha tani jadi alasan utama petani enggan kembali menanam.
Bukan cuma itu, kondisi geografis dan gangguan alam juga ikut memperparah. Di Desa Babulu Laut, air pasang membawa air asin hingga ke lahan pertanian dan merusak tanaman. Sementara di Desa Gunung Makmur, lahan yang rendah dan berlumpur kerap jadi langganan banjir.
“Setiap desa punya tantangan berbeda. Jadi kita belum bisa simpulkan satu penyebab tunggal,” kata Gunawan.
Sebagai langkah awal, Distan berencana menurunkan Brigade Pangan (BP) ke sejumlah lahan yang masih memungkinkan untuk digarap. Kelompok ini akan dibekali alat dan dukungan modal dari Kementerian Pertanian.
“Untuk lahan yang kecil-kecil, kita arahkan tim BP untuk maksimalkan lagi potensinya. Ini jadi upaya jangka pendek sambil kita terus identifikasi penyebab dan solusi jangka panjangnya,” tutupnya. (Adv)