
Kepala Dispusip PPU, Muhammad Yusuf Basrah.
SumberNusantara, PENAJAM – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mewacanakan kolaborasi dengan sejumlah kafe lokal sebagai strategi untuk meningkatkan literasi masyarakat.
Gagasan ini berupa penyediaan koleksi buku di ruang-ruang publik nonformal seperti kafe, guna mendekatkan akses bacaan kepada masyarakat, khususnya kalangan muda.
Kepala Dispusip PPU, Muhammad Yusuf Basrah, mengatakan bahwa pihaknya telah membuka komunikasi dengan sejumlah pemilik kafe di wilayah Penajam untuk menjajaki kemungkinan kerja sama tersebut.
Namun demikian, menurutnya, pelaksanaan program ini masih memerlukan kajian dan pengaturan teknis yang matang, terutama terkait aspek keamanan serta efektivitas distribusi buku.
“Saya sempat berdiskusi dengan beberapa pemilik kafe. Kalau ada kafe yang ingin didrop buku, kami sangat terbuka, tetapi tentu harus ada jaminan keamanan terhadap koleksi kami,” ujar Yusuf, Senin (16/6/2025).
Ia menjelaskan bahwa pihaknya menginginkan adanya sistem yang dapat mencatat dan memantau jumlah pembaca atau pengguna buku di lokasi-lokasi tersebut. Selain itu, Dispusip juga akan menempatkan petugas atau pustakawan pendamping jika diperlukan, untuk memastikan pemanfaatan buku berjalan sesuai tujuan.
“Biasanya kalau kami membawa buku ke luar, ya pasti dengan petugasnya. Namun, kalau memang kafe bersedia membuat perjanjian misalnya meminjam 200 buku dan berkomitmen menjaga koleksi tersebut tentu kami sangat menyambut baik,” lanjutnya.
Ia menilai bahwa ruang-ruang seperti kafe, yang kerap menjadi tempat berkumpul anak muda, memiliki potensi besar untuk menjadi titik literasi alternatif di luar perpustakaan formal.
“Intinya, kami ingin buku-buku ini benar-benar bermanfaat. Jika animo pengunjung tinggi dan program ini efektif dalam menumbuhkan minat baca, maka akan kami lanjutkan. Namun tentu saja dimulai terlebih dahulu dengan uji coba dan pemantauan,” ujarnya.
Yusuf juga menyebut bahwa kegiatan ini dapat menjadi bagian dari promosi literasi. Buku-buku yang ditempatkan di kafe nantinya akan dipilih berdasarkan topik yang ringan, menarik, dan relevan bagi pengunjung umum.
“Sekalian juga jadi media promosi literasi. Misalnya, pada buku-buku itu bisa ditempelkan stiker atau informasi tentang layanan perpustakaan, agar pengunjung tertarik datang langsung ke perpustakaan,” pungkasnya.
Dispusip PPU berencana melakukan survei awal dan mengidentifikasi lokasi kafe yang berpotensi dijadikan mitra dalam program ini. Jika program berjalan dengan baik, bukan tidak mungkin akan diperluas ke ruang-ruang publik lainnya seperti rumah makan, salon, hingga tempat pelayanan publik. (Adv)