
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian PPU, Ristu Pramula.
SumberNusantara, PENAJAM — Populasi sapi di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tercatat masih stabil, tidak mengalami penurunan pasca Hari Raya Iduladha 1445 Hijriah.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian PPU, Ristu Pramula.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), populasi sapi di PPU saat ini berada di kisaran 8.200 ekor. Namun, menurut Ristu, angka riil di lapangan kemungkinan lebih tinggi, karena terdapat sapi-sapi milik masyarakat yang belum terdata secara resmi.
“Data populasi masih tetap stabil di angka 8.200 ekor, mengacu pada hasil survei BPS. Namun, kenyataannya bisa lebih dari itu karena ada sapi milik warga yang dilepas di kawasan perusahaan atau lahan terbuka dan belum tercatat dalam sistem,” ujarnya di Penajam, Rabu (2/7/2025).
Dinas Pertanian juga melakukan pendataan internal secara langsung melalui kelompok peternak dan pemilik ternak yang tersebar di berbagai wilayah PPU. Hasil dari pendataan tersebut menunjukkan bahwa populasi sapi di daerah ini bisa mencapai sekitar 10 ribu ekor.
“Terkadang kami lakukan pendataan langsung ke rumah-rumah peternak atau kelompok ternak. Jumlahnya memang tidak terlalu jauh berbeda, tetapi bisa menyentuh angka 10 ribu ekor,” jelasnya.
Setelah Iduladha tahun ini, pihaknya mencatat penurunan populasi sapi jantan sekitar lima persen akibat penyembelihan hewan kurban. Meski demikian, Ristu memastikan bahwa kondisi tersebut tidak berdampak signifikan terhadap populasi keseluruhan.
“Penurunannya sekitar lima persen, dan itu pun hanya sapi jantan. Kami tidak terlalu khawatir karena pola regenerasi ternak masih berjalan dengan baik. Yang menjadi perhatian adalah jika sapi betina banyak dikurbankan, karena hal itu akan memengaruhi penambahan populasi di masa depan,” katanya.
Ristu juga mengungkapkan bahwa sebagian besar sapi kurban yang disembelih di PPU saat Iduladha lalu berasal dari luar daerah, termasuk dari Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini disebabkan oleh terbatasnya stok sapi lokal yang memenuhi kriteria bobot dan umur hewan kurban.
“Memang sebagian besar hewan kurban kemarin berasal dari luar daerah. Kami berupaya menjaga agar populasi sapi lokal tidak berkurang secara signifikan, terutama yang betina,” pungkasnya.
Dinas Pertanian PPU terus mendorong penguatan kelompok peternak dan peningkatan kualitas produksi sapi lokal melalui program inseminasi buatan serta pengawasan kesehatan hewan.
Langkah ini dilakukan untuk mewujudkan kemandirian peternakan sapi lokal sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar wilayah. (Adv)