
Direktur RSUD RAPB PPU, dr Lukasiwan Eddy Saputro.
SumberNusantara, PENAJAM — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Aji Putri Botung (RAPB) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) akan membangun fasilitas Catheterization Laboratory (Catlab) pada tahun 2025.
Gedung ini dirancang sebagai pusat layanan jantung, khususnya untuk tindakan pemasangan stent (ring) bagi pasien penyakit jantung.
Direktur RSUD RAPB, dr Lukasiwan Eddy Saputro, menjelaskan bahwa pembangunan gedung Catlab akan didanai oleh pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Kesehatan, dengan anggaran sekitar Rp3,5 miliar.
“Catlab ini akan kami bangun pada tahun 2025. Kemudian, pada 2026, peralatan medisnya juga akan disediakan oleh Kementerian Kesehatan,” ujar Lukasiwan, Kamis (3/7/2025).
Ia menambahkan bahwa RSUD RAPB saat ini telah memiliki dua dokter spesialis jantung, salah satunya sedang menempuh pendidikan lanjutan di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, untuk mendalami prosedur pemasangan stent jantung.
“Dari sisi sumber daya manusia, Alhamdulillah kami sudah siap, termasuk perawat yang telah kami latih secara khusus untuk mendukung operasional Catlab,” katanya.
Saat ini, masyarakat PPU yang membutuhkan tindakan intervensi jantung seperti pemasangan stent masih harus dirujuk ke rumah sakit di Balikpapan, seperti RSUD Kanujoso Djatiwibowo maupun RS Pertamina Balikpapan.
“Fasilitas Ketlab memang belum tersedia di PPU. Bahkan Kabupaten Paser pun baru memulai tahun ini. Jadi kami akan menjadi salah satu daerah berikutnya yang mengembangkan layanan ini di Kalimantan Timur,” jelasnya.
Berdasarkan data RSUD RAPB, kunjungan pasien ke poliklinik jantung mencapai rata-rata 80 orang per hari. Angka tersebut menunjukkan tingginya kebutuhan akan layanan jantung yang memadai di wilayah PPU.
Catlab merupakan fasilitas medis penting yang digunakan untuk prosedur diagnostik dan intervensi nonbedah dalam menangani penyakit jantung. Salah satu prosedur utamanya adalah pemasangan stent pada pembuluh darah koroner yang mengalami penyumbatan.
Kehadiran fasilitas ini di daerah akan mempercepat proses penanganan pasien dan menurunkan angka rujukan ke luar wilayah.
Dengan rencana pembangunan ini, Pemerintah Kabupaten PPU berharap layanan kesehatan jantung dapat meningkat, akses masyarakat terhadap spesialisasi jantung menjadi lebih dekat, dan risiko kematian akibat keterlambatan penanganan dapat diminimalkan. (Adv)