
Festival Belian Adat Paser Nondoi 2024. (Arsip, Doc : Ist)
SumberNusantara, PENAJAM – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) memastikan pelaksanaan Festival Nondoi akan tetap berlangsung pada akhir tahun ini, meskipun dengan skala yang lebih sederhana akibat keterbatasan anggaran.
Festival tersebut menjadi satu-satunya agenda budaya daerah yang dipertahankan tahun ini setelah sejumlah kegiatan lain terpaksa ditiadakan.
Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar PPU, Christian, mengatakan bahwa efisiensi anggaran yang diberlakukan pemerintah pusat berdampak langsung pada program pelestarian budaya di daerah, termasuk pembatalan sejumlah festival yang rutin digelar setiap tahun.
“Karena kemarin ada efisiensi anggaran dari pemerintah pusat, jadi semuanya terbatas. Ini memengaruhi banyak hal, termasuk kegiatan budaya,” ujar Christian saat dikonfirmasi, Minggu (27/7/2025).
Festival Nondoi sendiri biasanya mencakup dua rangkaian utama, yakni prosesi adat Nondoi dan Festival Tanjung Penaju. Namun tahun ini, hanya prosesi adat yang akan dilaksanakan, sementara Festival Tanjung Penaju ditiadakan.
Kegiatan kesenian lain seperti penampilan tari kolosal juga besar kemungkinan absen akibat keterbatasan biaya produksi.
Christian menuturkan, sempat muncul wacana agar sejumlah kelompok adat melaksanakan kegiatan secara swadaya, namun hal tersebut sulit direalisasikan karena keterbatasan sumber daya.
“Beberapa lembaga adat menyampaikan bahwa mereka tidak sanggup jika harus menyelenggarakan kegiatan secara mandiri,” tambahnya.
Disbudpar menegaskan bahwa pelestarian budaya tetap menjadi prioritas meskipun ruang fiskal daerah mengalami tekanan. Untuk itu, koordinasi dengan tokoh-tokoh adat terus dilakukan guna mencari skema keberlanjutan tradisi, termasuk dengan Ketua Lembaga Adat Paser (LAP), Musa.
“Kami tetap ingin menjaga agar tradisi tidak hilang. Meski skalanya lebih kecil, pelaksanaan Festival Nondoi tetap akan kami maksimalkan dengan segala keterbatasan yang ada,” tutur Christian.
Festival budaya di Kabupaten PPU selama ini berperan penting dalam memperkuat identitas budaya masyarakat Paser dan menjadi salah satu daya tarik wisata daerah. Oleh sebab itu, pemerintah daerah berharap agar pada tahun-tahun mendatang dukungan dari pemerintah pusat terhadap kegiatan kebudayaan dapat ditingkatkan kembali.
“Kami berharap ada perhatian lebih terhadap pelestarian budaya di daerah. Tidak hanya sebagai simbol, tapi juga bagian dari pembangunan karakter masyarakat dan identitas daerah,” pungkasnya. (Adv)