
Bupati PPU Mudyat Noor ketika ditemui usai menghadiri seminar peringatan 11 tahun media Berita Penajam yang digelar di Aula Mapolres PPU.
SumberNusantara, PENAJAM – Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Mudyat Noor, menegaskan pentingnya pemerataan akses teknologi informasi dan komunikasi sebagai syarat mutlak untuk mendukung pemanfaatan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) di PPU. Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri seminar peringatan 11 tahun media Berita Penajam yang digelar di Aula Mapolres PPU, Jumat (20/6/2025).
Usai kegiatan, Mudyat menyampaikan apresiasi atas kontribusi Berita Penajam dalam menyuarakan informasi publik secara profesional dan berimbang.
“Mudah-mudahan Berita Penajam selalu menjadi yang terdepan, terus maju, dan menjadi penyeimbang dalam membangun Kabupaten Penajam Paser Utara yang kita cintai bersama,” ujarnya.
Menanggapi tema seminar yang mengangkat isu AI, Mudyat menyampaikan bahwa perkembangan teknologi tersebut merupakan tren global yang tidak dapat dihindari. Pemerintah daerah, menurutnya, harus mampu mengimbanginya dengan pemanfaatan teknologi yang tepat guna, khususnya dalam percepatan layanan publik.
“AI ini sudah menjadi tren. Pemerintah harus mampu memanfaatkannya agar pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih cepat dan efisien,” kata Mudyat.
Ia mencontohkan bahwa sejumlah layanan kesehatan saat ini sudah dapat diakses secara digital, seperti pendaftaran melalui aplikasi atau WhatsApp, yang membantu mengurangi ketergantungan terhadap layanan tatap muka.
Namun demikian, Mudyat menggarisbawahi bahwa infrastruktur teknologi di wilayah PPU masih menghadapi tantangan serius, terutama terkait ketersediaan jaringan internet yang belum merata.
Ia menyebut masih adanya titik-titik blank spot atau wilayah tanpa sinyal internet sebagai hambatan utama dalam pemerataan pemanfaatan teknologi.
“Ke depan, tantangan kita adalah menghapus blank spot. Selama akses internet belum merata, masyarakat tidak akan bisa menikmati kecanggihan teknologi, termasuk AI,” tegasnya.
Menurutnya, literasi digital harus menjadi perhatian bersama agar masyarakat tidak hanya menjadi pengguna pasif, tetapi juga memiliki pemahaman dan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup.
“Sekarang belajar tidak harus di kelas. Cukup dari gawai, masyarakat sudah bisa mengakses pengetahuan mulai dari belajar memasak, membuat kerajinan, hingga keterampilan lainnya,” jelas Mudyat.
Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah perlu menyiapkan perangkat pendukung, seperti pelatihan digital dan penyediaan infrastruktur, untuk memastikan seluruh lapisan masyarakat dapat beradaptasi dan berinovasi di era digital.
“Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan perangkat serta membuka akses pembelajaran teknologi. Supaya bukan hanya kota besar yang berkembang, tetapi juga masyarakat di desa-desa,” pungkasnya. (Adv)