
Bupati PPU Mudyat Noor saat memberikan sambutan dihadapan ratusan Kepala Sekolah dan guru pada forum group discussion (FGD), di Graha Pemuda, Kelurahan Nipah-nipah. (Dok.humaspemkabPPU)
SumberNusantara, PENAJAM – Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Mudyat Noor menunjukkan komitmennya mendukung penuh pelaksanaan Program Makan Bergizi (MBG) yang merupakan program nasional pemerintah pusat tersebut.
Ia menargetkan program ini bisa berjalan 100 persen di sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten PPU sebelum akhir tahun 2025 ini.
“Ini memang jadi persoalan kita bersama karena MBG termasuk program nasional. Saya ingin program ini bisa berjalan maksimal di Penajam Paser Utara sebelum akhir tahun,” tegas Mudyat Noor dihadapan ratusan Kepala Sekolah dan guru pada forum group discussion (FGD), di Graha Pemuda, Kelurahan Nipah-nipah, Jumat, (12/9/1/2025).
Menurutnya, program MBG dengan biaya Rp10.000 per porsi sebenarnya sangat mungkin dilaksanakan di sekolah-sekolah. Bupati bahkan mengurai hitungan sederhana terkait kebutuhan bahan pokok, mulai dari ayam, telur, hingga bumbu masakan.
“Kalau dihitung, satu sekolah isi 200 siswa, ayam itu Rp45 ribu bisa dipotong jadi 12 bagian, ditambah telur, bumbu, ya kira-kira cukup. Sisanya tinggal kreasi pengelolaan,” jelasnya.
Mudyat juga membuka ruang partisipasi masyarakat, seperti orang tua yang mampu untuk menyumbang sayur atau kebutuhan tambahan lainnya. Sementara kebutuhan air minum bisa dibawa sendiri oleh siswa.
Pemkab PPU berkomitmen menutupi kekurangan alokasi yang belum tercakup pusat dengan dana daerah.
“Insyaallah sisanya Pemda yang akan penuhi. Tinggal proses pengelolaannya saja diatur,” ucapnya.
Lebih lanjut, Mudyat Noor menyebut PPU siap menjadikan program MBG sebagai percontohan nasional. Bahkan ia berencana mengundang Presiden untuk melihat langsung implementasi program tersebut di daerahnya.
“Kita ingin Penajam Paser Utara jadi contoh bagi daerah lain. Perhatian terhadap sekolah di Penajam pasti lebih besar kalau program ini sukses,” katanya.
Ia juga mengingatkan agar semua pihak, terutama kepala sekolah, tidak mempersulit pelaksanaan MBG.
“Jangan berpikir mencari keuntungan, mari kita berkreasi. Manfaatkan bantuan yang ada dengan sebaik-baiknya,” tutupnya. (*)