
Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Mudyat Noor.
SumberNusantara, PENAJAM — Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Mudyat Noor mengupayakan untuk merealisasikan pembangunan gedung empat lantai di RSUD Ratu Aji Putri Botung.
Proyek ini bertujuan untuk memperkuat pelayanan dasar masyarakat sekaligus menyiapkan daerah menghadapi peran sebagai penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Ini bukan hanya soal bangunan rumah sakit, tapi tentang membangun sistem layanan kesehatan yang benar-benar siap menjawab kebutuhan masyarakat ke depan,” tegas Mudyat saat ditemui usai agenda koordinasi, Jumat (11/7/2025).
Menurut Mudyat, pemerintah kabupaten (Pemkab) saat ini tengah menyusun tahapan awal pembangunan, dimulai dari pemenuhan fasilitas dasar dan kelengkapan peralatan medis. Ia menyebut masih banyak kekurangan yang perlu dipenuhi sebelum masuk ke fase pembangunan fisik.
“Misalnya fasilitas CT scan, ruang rawat tambahan, dan kebutuhan dasar lain harus kami penuhi dulu. Kami tidak ingin membangun gedung besar tanpa isi yang memadai,” jelasnya.
Mudyat mengakui bahwa pembangunan fasilitas kesehatan menjadi salah satu prioritas masa kepemimpinannya. Ia menargetkan proyek rumah sakit empat lantai ini setidaknya dapat menunjukkan progres nyata sebelum masa jabatannya berakhir.
“Kalau proyek sebesar ini tidak bisa instan. Tapi paling tidak, sebelum masa jabatan saya selesai, sudah ada pembangunan yang dimulai. Itu target saya secara pribadi sebagai kepala daerah,” tegasnya.
Untuk mendukung realisasi proyek, Mudyat mengatakan bahwa Pemkab PPU telah mengajukan proposal pendanaan kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Ia optimistis dukungan dari pusat bisa diperoleh, sebagaimana beberapa proyek serupa di masa lalu.
“Usulan ke Kemenkes sudah kami sampaikan. Kami percaya PPU punya peluang besar karena proyek di Sepaku saja bisa dapat dukungan, meski memang ada penyesuaian anggaran,” kata Mudyat.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa rumah sakit baru tersebut dirancang untuk menjawab kebutuhan layanan medis masyarakat yang terus meningkat, seiring pertumbuhan penduduk dan pesatnya pembangunan infrastruktur di kawasan penyangga IKN.
“Kita butuh layanan kesehatan yang tidak hanya besar fisiknya, tapi juga kuat dari sisi layanan dan fasilitasnya. Rumah sakit ini adalah bagian dari komitmen saya untuk menyiapkan daerah secara serius,” ujarnya.
Diketahui, pembangunan rumah sakit di Kecamatan Sepaku sebelumnya juga memperoleh bantuan dari pemerintah pusat, meskipun mengalami revisi anggaran dari lebih Rp100 miliar menjadi sekitar Rp70 miliar. Hal ini menjadi acuan Pemkab PPU dalam mengajukan dukungan untuk pembangunan rumah sakit utama di ibu kota kabupaten. (Adv)