
SumberNusantara, PENAJAM – Perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mencapai sekitar 46.000 hektar pada tahun 2023. Luasnya lahan ini menghadirkan tantangan besar bagi para pelaku usaha, terutama pekebun rakyat, untuk menjaga kualitas dan produktivitas tanaman mereka.
Menyadari potensi sekaligus tantangan ini, Pemerintah Daerah PPU bekerja sama dengan Dinas Pertanian (Distan) PPU merancang berbagai inisiatif untuk mendukung pengelolaan yang berkelanjutan.
Salah satu upaya utama yang dilakukan adalah pelaksanaan program sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) bagi perkebunan sawit rakyat.
Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk sawit lokal di pasar internasional, tetapi juga untuk memperkuat komitmen dalam menjaga lingkungan dan keberlanjutan industri kelapa sawit.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Distan PPU,Gunawan, menyatakan bahwa pemerintah mengalokasikan dana bagi hasil dari sektor sawit khusus untuk mendukung sertifikasi ISPO bagi pekebun rakyat.
“Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas pekebun dalam mengelola kebun secara berkelanjutan dan memenuhi standar internasional,” ujarnya Rabu (06/11/2024)
Selama tiga hari pelatihan, kata Gunawan peserta menerima materi tentang kebijakan ISPO, sistem dan prosedur sertifikasi, serta praktik terbaik dalam pengelolaan perkebunan sawit berkelanjutan. Selain sesi teori, peserta juga melakukan praktik langsung di lapangan untuk menerapkan pengetahuan yang telah mereka peroleh.
Ia manambahkan sertifikasi ISPO menjadi bukti bahwa produk kelapa sawit dihasilkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Dengan sertifikasi ini, pekebun sawit diharapkan mampu meningkatkan nilai jual produk mereka serta memperluas akses ke pasar yang lebih luas.
“Pemda dan pusat berkomitmen untuk mendukung penuh program sertifikasi ISPO. Melalui berbagai kebijakan dan program, pemerintah berupaya untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pengembangan industri kelapa sawit yang berkelanjutan,” tambahnya
Program pendampingan dan pelatihan ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak pekebun sawit di PPU untuk berhasil meraih sertifikasi ISPO.
“Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan pekebun, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan perekonomian daerah,” tutup Gunawan. (Adv)