
SumberNusantara, PENAJAM – Penjabat (Pj) Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Zainal Arifin mendampingi Pj Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Akmal Malik meninjau potensi pengembangan rumput laut jenis gracilaria sp di Desa Maruat, Kecamatan Longkali, Kabupaten Paser, Rabu (9/10).
Pada kesempatan tersebut, Pj Gubernur Akmal Malik mengungkapkan bahwa pentingnya meningkatkan nilai tambah produksi rumput laut sebagai upaya untuk menarik investor.
“Saat ini, masyarakat di Desa Maruat masih menjual rumput laut dalam bentuk mentah. Kita berharap ke depannya bisa menarik investor untuk mengolah produk ini agar memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi masyarakat,” ungkapnya.
Rumput laut jenis Gracilaria sp memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Saat ini, lahan tambak seluas 7 hektar di desa tersebut mampu menghasilkan sekitar Rp 24 juta dalam satu kali panen. Menurutnya, untuk meningkatkan keuntungan, diperlukan kolaborasi yang lebih luas.
“Kita akan bekerja sama dengan Pj Bupati PPU dan Paser, karena kedua wilayah ini memiliki potensi besar yang harus dikembangkan secara bersinergi,” ujarnya.
Akmal Malik juga menyoroti pentingnya melibatkan pihak desa dalam proses produksi dan menarik minat investor dari luar daerah hingga luar negeri.
“Kepala desa harus memahami kapasitas produksi setiap desa sehingga investor dapat menghitung potensi dan jenis investasi yang sesuai. Kolaborasi dengan Kalimantan Utara juga penting, karena mereka sudah cukup maju dalam produksi rumput laut,” tutupnya.
Sementara itu, Pj. Bupati PPU Zainal Arifin menyambut baik dan memberikan dukungan penuh terhadap langkah yang diambil oleh Pj Gubernur Kaltim.
“Kami menyambut baik kehadiran Pj Gubernur untuk melihat langsung potensi di lapangan. Di Kabupaten PPU, Desa Labangka di Kecamatan Babulu juga memiliki potensi rumput laut yang besar,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa pentingnya mengalihkan keuntungan lebih besar kepada masyarakat melalui pengembangan produk akhir di tingkat desa.
“Kami ingin memastikan bahwa produk-produk akhir seperti rumput laut kering, olahan, dan kemasan langsung dihasilkan di desa. Dengan cara ini, keuntungan akan lebih banyak dinikmati oleh petani,” ujarnya.
Menurut Zainal, desa-desa penghasil rumput laut seperti Desa Labangka akan dipersiapkan untuk memiliki instalasi pengeringan dan pengolahan agar dapat memenuhi standar pasar internasional.
“Pasar internasional memiliki standar khusus. Petani harus siap untuk beradaptasi dan belajar, baik melalui pelatihan maupun peningkatan keterampilan. Ini merupakan peluang besar bagi masyarakat desa,” tegasnya.
Kegiatan kunjungan ini diharapkan menjadi momentum bagi peningkatan ekonomi masyarakat melalui pengembangan potensi lokal yang berdaya saing global, sekaligus menguatkan kolaborasi antara pemerintah daerah dan investor dalam membangun ekonomi desa. (Adv)