
Dewan Pengawas (Dewas) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Danum Taka (AMDT) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Nicko Herlambang.
SumberNusantara, PENAJAM — Dewan Pengawas (Dewas) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Danum Taka (AMDT) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menargetkan perluasan cakupan layanan sambungan rumah (SR) air bersih lebih 50 persen dalam beberapa tahun mendatang.
Target ini merupakan tindak lanjut dari arahan Bupati PPU yang menginginkan peningkatan signifikan terhadap akses air bersih bagi masyarakat.
Saat ini, cakupan layanan AMDT masih berada pada kisaran 28 hingga 30 persen dari total kebutuhan penduduk. Angka tersebut masih jauh dari ideal, sehingga perlu dilakukan percepatan pembangunan infrastruktur dan peningkatan pelayanan.
“Bupati meminta minimum 50 persen. Namun, kami di Dewas mendorong capaian lebih dari itu. Target ideal bisa kami pacu hingga 65 persen, karena ada beberapa proyek jaringan distribusi yang sedang kami usulkan ke pemerintah provinsi, dan peluangnya cukup besar untuk direalisasikan,” ujar Dewas AMDT PPU, Nicko Herlambang, Rabu (2/7/2025).
Nicko menjelaskan, sejumlah proyek sambungan pipa air bersih saat ini menjadi prioritas, termasuk jaringan distribusi menuju kawasan pesisir Kecamatan Penajam.
Salah satu proyek konkret yang tengah berjalan adalah pemasangan tahap pertama sebanyak 80 sambungan rumah dari total 176 SR yang direncanakan di Kelurahan Sungai Parit, yang mulai dikerjakan sejak 1 Juli 2025.
Selain pembangunan baru, AMDT juga mengoptimalkan pemanfaatan jaringan yang sudah ada atau aset cadangan (idle) yang belum digunakan secara maksimal. Menurut Nicko, langkah ini merupakan strategi efisien untuk memperluas jangkauan layanan tanpa harus membangun dari awal.
“Kami manfaatkan jaringan cadangan yang selama ini belum difungsikan. Tantangan terbesar kami adalah ketergantungan masyarakat terhadap subsidi. Banyak yang belum tersambung karena terkendala biaya awal pemasangan,” jelasnya.
Sebagai solusi, Dewas menerapkan skema pembayaran cicilan agar lebih terjangkau. Misalnya, untuk biaya sambungan sebesar Rp2,68 juta, pelanggan dapat mencicil hingga 12 kali.
“Contohnya di Sungai Paret, masyarakat bersedia setelah ditawarkan skema mencicil. Artinya, kita harus lebih peka terhadap kondisi pelanggan. Jika kita terbuka dan komunikatif, solusi akan lebih mudah ditemukan,” katanya.
Nicko juga menegaskan bahwa pendekatan secara langsung kepada pelanggan menjadi salah satu kunci dalam peningkatan layanan di sektor air bersih.
Menurutnya, mendengarkan kebutuhan dan kondisi masyarakat secara langsung harus menjadi prioritas agar layanan air bersih dari AMDT benar-benar aktif dan merata.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa perluasan layanan juga akan ditunjang oleh sumber air baku dari Bendungan Lawe-Lawe, yang akan menjadi komponen penting dalam penyediaan air bersih berkelanjutan untuk wilayah PPU.
Ia berharap AMDT tidak hanya mampu memenuhi target pemerintah daerah, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui perluasan akses terhadap air bersih yang aman dan terjangkau. (Adv)